Cinta ! Apakah tema ini terlalu kekanak-kanakan? Mungkin, bagi
mereka yang sedang dimabuk api asmara, tema ini mampu membuat mereka tersenyum
bodoh tanpa sebab. Sebuah kegilaan yang sudah ada berabad-abad, sebuah
keajaiban semesta yang bahkan masih menjadi misteri, bahkan ketika awal manusia
diciptakaan, Adam rela ikut memakan buah terlarang hanya karena Hawa
memakannya. Kebodohan apa yang menyebabkan Adam rela membangkang titah Tuhan ?
Jika kita renungi, kebodohan itu adalah cinta itu sendiri, Adam sangat
mencintai Hawa dan ingin hidup kekal bersamanya sehingga dengan mudah termakan
bujuk rayu setan.
Cinta tidak sesederhana ketika sepasang remaja mulai saling
tersenyum tanpa ada kata yang terucap. Cinta juga bukan hanya tentang nafsu
sexsual dan pelampiasan birahi semata. Bahkan, istilah “cinta satu malam” adalah
penghinaan untuk cinta itu sendiri ! Cinta adalah cara Tuhan, dengan cinta ia
dapat membuat manusia paling hina bak seorang malaikat dihadapan orang yang mencintainya,
dan dengan cinta pula manusia paling mulia dapat sewaktu-waktu berubah menjadi
binatang paling menjijikan. Jika anda melihat sebilah pedang, mungkin itulah
cinta sesungguhnya ! Ia melindungi
tuannya, namun ia juga ancaman bagi oranglain.
Ketika seorang reporter melaporkan suatu tindak perampokan,
kesalahan yang sering mereka lakukan adalah membeberkan motif ekonomi sebagai
pelaku utama. Jika seorang koruptor melakukan tindak korupsi, maka yang menjadi
pelaku utama adalah keserakahan. Jika direnungkan, cintalah dalang dari
beberapa tindak kejahatan, selama ada cinta kejahatan tidak akan pernah sirna.
Demi memberi makan orang yang ia cintai atau memenuhi hasrat orang yang ia kasihi,
seorang perampok merampok dan seorang koruptor melakukan tindak pidana korupsi.
Bahkan, tidak sedangkal itu ! jika kita sekarang dapat mengatakan, “Saya
mencintai profesi saya !” bukankah para perampok dan koruptor juga dapat
mengatakannya ?
Jika cinta sering digambarkan sebagai Cupid atau juga dikenal
dengan nama Eros anak dari dewi kecantikan Afrodit. Maka ketahuilah, bahwa Eros
sendiri rela mengkhianati titah ibunya untuk memanah Psikhe agar jatuh cinta
dengan seorang lelaki tua yang buruk rupa. Hanya karena ia terkesima dengan
kecantikan Psikhe, Eros justru menusukkan tangannya sendiri dengan anak
panahnya, sehingga Psikhe jatuh cinta kepadanya dan tidak dapat menikahi lelaki
lain. Seorang dewa durhaka kepada orangtuanya atas nama cinta ?
Dari sini, cinta tidak mempunyai wajah suci malaikat bernama Cupid,
apalagi dengan bentuk bayi mungil dengan pipi kemerah-merahan. Karena pada
dasarnya cinta tidak mempunyai wajah, jika pun ada ia akan memiliki wajah yang
polos, sehingga orang tidak akan dapat mengenalinya. Selain itu, Cupid dalam
mitologi Yunani selalu menghabiskan malam dengan Psikhe untuk bersetubuh, maka
bayi imut mana yang sudah melakukan tindak asusila tersebut diumur yang amat
sangat belia? Lihat ! betapa bodohnya kita ketika menggambarkan cinta.
Sebelumnya, saya menyatakan bahwa selama ada cinta, maka kejahatan
pun tidak akan pernah sirna. Agak sinis memang, tetapi ketahuilah ! Hal
tersebut justru atas dasar bahwa cinta itu sendiri menghasilkan banyak sekali
kebaikan. Dunia ini bekerja atas dasar adanya keseimbangan, dimana setiap ada
kebaikan juga akan mengundang kejahatan. Surga tidak diciptakan sendirian, ia
bersama saudaranya. Keduanya mempunyai kesamaan sebagai pembalas dari setiap
perbuatan. Maka jika cinta menghasilkan banyak sekali kebaikan, ia juga
penyebab dari banyak kejahatan. Cinta tidak mempunyai wajah semanis bayi, juga
ia tidak mempunyai rasa semanis coklat valantine. Cinta adalah cinta !
No comments:
Post a Comment