Friday, June 27, 2014

Berbohong atas nama Rasulullah SAW

           Ketika mencoba menulis artikel ini sepertinya saya ingin tertawa. Lihatlah betapa bodohnya judul yang saya torehkan diatas. Berbohong kepada sesama saja kita tidak dibolehkan, bagaimana dengan berbohong atas nama Rasulullah ?

Pribadi seorang muslim adalah pribadi yang jujur. Suatu ketika Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat beliau.



أيكون المؤمن جبانا ؟ قال : نعم ، فقيل : أيكون المؤمن بخيلا ؟ قال : نعم ، فقيل له : أيكون المؤمن كذابا ؟ قال : لا 

Artinya : Wahai Rasulullah ! Apakah mungkin seorang muslim itu pengecut ? Beliau menjawab : Ya. Apakah mungkin seorang muslim itu pelit wahai Rasul ? Beliau menjawab : Ya. Lalu, apakah mungkin seorang muslim itu berdusta wahai Rasul ? Beliau menjawab : Tidak !


Iya, seorang muslim seharusnya mempunyai sifat jujur. Sungguh berbeda dengan fakta yang kita lihat disekeliling kita sekarang. Penyebabnya tidak lain adalah lemahnya kadar iman yang ada didalam diri mereka, atau bisa jadi disebabkan oleh kebodohan. Bodoh dalam neraca keagamaan dan moral kemasyarkatan atau bodoh dalam memikirkan akibat dari kebohongannya itu sendiri. Ini sekilas tentang berbohong kepada sesama.

Sekarang mari kita membahas tentang "Berbohong Atas Nama Rasulullah". Topik yang basi, tapi masih banyak orang yang tidak mengerti detail topik ini.

      Seluruh ulama hadist yang pernyataannya dapat dipertanggungjawabkan sepakat bahwa berbohong atas nama Rasulullah adalah haram, apapun tujuannya dan bagaimanapun pentingnya. Karena berdusta atas Nama Rasulullah SAW akan berakibat pada rusaknya agama. Silakan anda bayangkan, kalau saja setiap orang berhak berkata-kata atas nama Rasulullah. Mungkin anda akan mendapati para kriminal akan membenarkan tindakan mereka dengan cara mengatas namakan agama. Ya, karena Rasulullah SAW sendiri adalah agama. 
Sedangkan orang yang melakukan pendustaan atas nama Rasulullah SAW akan mendapatkan dosa besar. Dikarenakan ia adalah dosa yang pelakunya diancam dengan neraka. Adapun hadist yang melarang perbuatan ini adalah riwayat yang datang kepada kita dengan periwayatan yang mutawatir secara makna dan lafadz. Hadist itu berbunyi :
 من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار
Selain hadist diatas ada juga hadist dengan jalur periwayatan yang shohih menjelaskan sebab dari larangan yang ada pada hadist diatas, hadist ini berbunyi :
إن كذبا علي ليس ككذب على أحد
Selain hadist diatas ada juga hadist yang berbunyi :
لا تكذبوا علي فإنه من يكذب علي يلج النار

Namun sangat disayangkan masih ada saja orang ataupun kelompok yang menghalalkan berdusta atas nama Rasulullah dengan suatu tujuan. Seperti halnya  kelompok sesat "Karamiah mereka memandang akan bolehnya berbohong atas nama Rasulullah SAW, khususnya dalam permasalahan targib dan tarhib. Selain mereka ada juga sekelompok orang yang berpendapat bolehnya menisbahkan seluruh perkataan yang baik kepada Rasulullah. Seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Jauzi dalam jalur periwayatan Al-'Uqailiy kepada Muhammad bin Sa'id yang berkata " Tidak apa-apa kalau perkataan itu baik kamu letakkan sanadnya."

Apa yang mereka perbuat tentunya bertentangan dengan apa yang telah disepakati oleh para ulama. Dalam hal ini untuk membenarkan pendapat yang mereka yakini, dengan sengaja mereka mencari-cari dalil untuk memperkuat pendapat mereka. Diantaranya adalah : 
1. Bahwasanya hadist من كذب علي متعمدا datang dengan lafadz mutlaq, lalu datang hadist dengan jalur periwayatan yang berbeda menunjukkan taqyid dari hadist sebelumnya. Diantara hadist-hadist tersebut adalah :
A. Apabila tujuan dari berbohong atas nama Rasulullah itu adalah untuk menyesatkan manusia. Misalnya hadist yang diriwayatkan oleh Barra bin Azib yang berbunyi : 
من كذب علي متعمدا لضل الناس فليتبوأ مقعده من النار
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Jabir dengan lafadz yang sama dengan riwayat Barra' diatas. Namun datang juga riwayat dari Jabir dengan pelafalan yang berbeda.
من كذب علي متعمدا ليحل حراما وحرم حلالا أو يضل الناس بغير علم فليتبوأ مقعده من النار
Banyak lagi riwayat-riwayat yang serupa yang belum sempat saya sebutkan disini.
B. Sesungguhnya ancaman yang ada pada hadist diatas khusus untuk orang-orang yang menghina Rasulullah dengan mengatakan beliau adalah penyihir ataupun orang gila.
Orang yang mengatakan hal ini berdalil dengan hadist yang diriwayatkan oleh 'Ayan maula Muslim bin Abdurrahman yang diangkat kedudukannya dari mauquf.
لما قال رسول الله "من كذب علي متعمدا ...الخ" قالوا : يا رسول الله ، نسمع منك الحديث فنزيد فيه وننقص ، فهذا كذب عليك ؟ قال : لا ولكن من حدث علي يقول : أنا كذاب أو انا ساحر
C. Sesungguhnya ancaman ada pada hadist khusus untuk orang-orang yang berdusta atas nama Rasulullah dengan maksud mencela beliau atau melecehkan Islam.
Orang yang mengatakan seperti ini berdalil dengan hadist Abi Imamah dari Rasulullah SAW :
 من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده بين عيني جهنم -فشق ذلك على أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالوا : يا رسول الله إنا نحدث عنك بالحديث فنزيد وننقص . فقال : ليس ذاكم ، إنما أعني الذي يكذب علي يريد عيبي و شين الإسلام
2. Sesungguhnya berdusta untuk targib dan tarhib adalah berdusta untuk Rasulullah SAW bukan atas beliau.
Dikarenakan hal ini dapat menguatkan syari'at dan tidak samasekali bertentangan dengannya, jadi seakan-akan Rasulullah sendirilah yang mengatakan hal tersebut. Ini adalah salah satu dari macam-macam alasan untuk berdusta atas nama Rasulullah SAW, seakan-akan syari'at yang beliau bawa belumlah sempurna. Kelompok ini bardalil dengan hadist yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW
من حدث عني حديثا هو لله رضا فأنا قلته وبه أرسلت
3. Bahwasanya hadist yang melarang Berdusta atas nama Rasulullah khusus untuk sebab datangnya hadist tersebut, bukan untuk yang lain.

Itulah hujjah-hujjah orang-orang yang membolehkan berdusta atas nama Rasulullah SAW, sekarang mari kita simak jawaban atas hujjah-hujjah tersebut yang disaring dari perkataan imam-imam terkemuka.

          Penambahan-penambahan yang mentaqyid kemutlaqan dari hadist yang melarang berdusta atas nama Rasulullah, semisal untuk menyesatkan manusia ataupun selainnya, semuanya datang dengan riwayat - riwayat palsu. Kalaupun riwayat-riwayat tersebut benar adanya, tetap saja ia tidak bisa dipahami. Misalnya dikatakan bahwa tujuan dari berdusta atas nama Rasulullah adalah untuk menyesatkan manusia, dan contoh menyesatkan manusia adalah dengan mengatakan bahwa Rasulullah adalah penyihir dan orang gila. Begitu juga dengan maksud melecehkan beliau dan islam, ketika beliau datang dengan ajaran yang sempurna, tidak kurang sedikitpun dan tidak pula ada keraguan didalamnya. Dan orang yang berdusta atas nama beliau dengan tujuan apapun, maka dialah orang yang menghina beliau dan melecehkan Islam. Karena dia sejatinya menganggap bahwasanya agama dan Rasulullah sendiri sangatlah memerlukan sesuatu semisal kebohongannya ini.


No comments: