Friday, June 27, 2014

Ilmu Logika Putusan



            Memutuskan sesuatu merupakan keharusan bagi manusia. Dalam kehidupan ini manusia dituntut untuk memilah-milih beberapa hal untuk dilakukan. Pada fitrahnya manusia cendrung meninggalkan hal-hal yang ia anggap tidak bagus. Dengan begitu ia telah melakukan putusan. Baik itu putusan yang ia ambil dari pengetahuan yang bersifat subjektif atau pengetahuan yang bersifat objektif.
            Sesuatu biasanya diputuskan tergantung pada bobot dari sesuatu itu. Dalam hal yang kecil biasanya manusia hanya perlu enam detik untuk berfikir dan kemudian memutuskan. Namun bagaimanakah apabila hal yang membutuhkan putusan itu menyangkut sesuatu yang besar dan berakibat fatal apabila terjadi kesalahan ? Manusia yang tidak terpelajar biasanya mengambil jalan instan dalam berfikir untuk kemudian memutuskan sesuatu, entah kemujuran yang berpihak kepadanya ataukah sebaliknya itu semua adalah kehendak Yang Maha Kuasa. Sedangkan manusia yang terpelajar ia akan mencoba berfikir secara ilmiah dalam menanggapi masalahnya untuk kemudian memutuskan, dengan begitu ia sudah melakukan usaha yang gigih untuk masalahnya untuk kemudian diserahkan kepada Allah SWT.

Berbohong atas nama Rasulullah SAW

           Ketika mencoba menulis artikel ini sepertinya saya ingin tertawa. Lihatlah betapa bodohnya judul yang saya torehkan diatas. Berbohong kepada sesama saja kita tidak dibolehkan, bagaimana dengan berbohong atas nama Rasulullah ?

Pribadi seorang muslim adalah pribadi yang jujur. Suatu ketika Rasulullah ditanya oleh salah seorang sahabat beliau.



أيكون المؤمن جبانا ؟ قال : نعم ، فقيل : أيكون المؤمن بخيلا ؟ قال : نعم ، فقيل له : أيكون المؤمن كذابا ؟ قال : لا 

Artinya : Wahai Rasulullah ! Apakah mungkin seorang muslim itu pengecut ? Beliau menjawab : Ya. Apakah mungkin seorang muslim itu pelit wahai Rasul ? Beliau menjawab : Ya. Lalu, apakah mungkin seorang muslim itu berdusta wahai Rasul ? Beliau menjawab : Tidak !