Tuesday, July 31, 2012

Versi asli Assasins

Pada akhir abad ke 11, Syi'ah Isma'illiyah yang menjadi madzhab dasar dinasti Fatimiyah di Mesir mulai terpecah akibat kemakmuran dan keperkasaan dinasti tersebut yang membuat rakyatnya bergelimang harta. Rakyat dinasti itu mulai melupakan kehidupan sederhana yang pernah dicontohkan oleh Rasullah dan Ahlul Bait, fenomena ini membuat hati sebagian orang miris dan ingin mengembalikan Islam kepada jalur yang sebenarnya. Mereka membuat sebuah gerakan revolusioner dan mulai mempropagandakan pemikiran mereka kepada rakyat Fatimiah. Semua orang juga tahu bahwa mempropagandakan kehidupan sederhana ditengah-tengah kemakmuran hanya akan buang-buang waktu saja, bagaimana mungkin ada orang yang mau kembali kepada kemiskinan setelah mereka berjuang puluhan tahun demi mendapatkan kekayaan?
Ilustrasi Hassan Sabbah
Gerakan revolusioner ini tidak banyak mendapatkan pengikut dari kalangan rakyat Fatimiyah, para pemimpin gerakan ini mulai berfikir dan melihat keluar Fatimiyah, mereka mengarahkan pandangan ke Persia dan kemudian mengutus seorang mata-mata bernama Hassan Sabbah kesana untuk merekrut pengikut.
Diluar apa yang dipikirkan para revolusioner Fatimiyah,  di Persia, Sabbah mengembangkan basis kekuasaannya sendiri dan merekrut orang-orang untuknya. Dia mengambil alih sebuah benteng yang disebut Alamut (sarang elang) yang terletak tinggi dipegunungan Elburz bagian utara Iran. Tidak ada yang bisa menyentuhnya disana, karena satu-satunya jalan adalah jalan sempit yang tidak mungkin untuk dilewati tentara. Leganda yang beredar mengatakan bahwa Sabbah menggunakan muslihat dan sihir untuk menaklukkan benteng dengan medan sukar itu. Namun terlepas bagaimana Sabbah melakukan hal itu, yang jelas disanalah ia mengorganisir perkumpulan barunya yang dinamai Hassasins atau Assasins.
Menurut penulis Lebanon Amin Malouf, kata assassins diambil dari bahasa persia assas yang berarti "dasar", begitu juga dalam bahasa arab. Seperti banyaknya sekte-sekte keagamaan, Sabbah mengajarkan bahwa wahyu telah diubah-ubah dan ia membawa para pengikutnya untuk kembali ke dasar, ke yang asli. Yang kita ketahui bahwa setiap sakte mempunyai ide atau pendapat yang berbeda dengan sakte-sakte lainnya ketika menafsirkan yang dasar, katakanlah disini Al-qur'an dan Al-hadist. Namun aliran yang dibawa Sabbah ini telah melenceng jauh dari apa yang diakui kebanyakan ahli sebagai Islam. Salah satu contohnya, dia mengajarkan bahwa meskipun Muhammad adalah utusan Allah, tapi Ali adalah inkarnasi sebenarnya dari Allah. Sabbah juga mengajarkan bahwa Al-Qur'an memiliki makna lahiriah dan batiniah. Makna lahiriah merupakan ritual keagamaan biasa yang banyak dilakukan oleh masyarakat umum, ia juga berarti sesuatu yang nampak diluar, seperti, moral, etika, hudud dan lain-lain. Sedangkan makna batiniah adalah sesuatu yang dikandung Al-Qur'an seperti kode-kode rahasia yang memungkinkan seseorang membuka kriptogram alam semesta.
Organisasi Hassasins -atau yang lebih dikenal bernama Assasins- dikelola dengan sangat rahasia. Didunia luar , mereka tidak memberikan tanda-tanda apapun tentang identitas asli mereka. Tak seorang pun tahu. Mereka mungkin saja teman, saudara, ayah, ibu atau siapapun yang sedang dekat dengan anda. Bahkan mereka sering kali menyamar menjadi teman atau pelayan korban untuk kemudian membunuhnya. Calon anggotanya menjalani indoktrinasi dan latihan intensif, tetapi setelah diterima kedalam sakte, setiap anggota memiliki peringkat yang mencerminkan tingkat pengetahuannya. Para pemula berpindah dari tahap ketahap sembari mereka mempelajari makna yang lebih dalam dari Al-Qur'an, sampai mereka mencapai yang diatasnya semuanya dibangun, baru setelah itu mereka diterima dilingkaran Sabbah.
Meskipun mereka merencanakan siasat mereka dengan sangat rahasia, kaum hassasins (saya lebih suka menyebut hassasins ketimbang assasins) membunuh dengan cara yang sangat terbuka, karena sasaran mereka sebenarnya bukanlah untuk melenyapkan target semata, melainkan juga untuk membuat kekacaun dan agar orang-orang tau kalau hassasins dapat membunuh kapan dan dimana saja. Sabba ingin membuat semua orang khawatir bahwa seseorang yang mereka kenal, hamba yang paling mereka percaya, bahkan pasangan mereka, bisa jadi seorang hassasins. Dengan cara ini, dia berharap dapat mengontrol kebijakan orang-orang penting yang tidak sejalan dengannya.
Para agen yang melakukan aksi pembunuhan ini disebut dengan Fedayeen, yang berarti "orang-orang yang berkorban". Ketika mereka melakukan pembunuhan ditempat terbuka, mereka tahu mereka akan ditangkap dan dibunuh, tetapi mereka tidak berusaha untuk menghindari hal ini. Dengan cara ini mereka ingin para penguasa tahu, kalau ancaman eksekusi pun tidak bisa menghentikan mereka.
Kaum Hassasins beraksi dengan berbagai macam pembunuhan spektakuler, mereka membunuh ulama sunni dan syi'ah, bahkan Khalifah 'Abbasiyah pun tidak luput dari perhatian mereka, ada dua orang Khalifah yang berhasil mereka bunuh. Pada tahun 1092 mereka berhasil membunuh Nizam Al-Mulk, seorang wazir pemerintahan seljuk Abbasiyah, dia merupakan orang nomer dua dipemerintahan Islam. Kurang dari sebulan kemudian, mereka membantai orang nomer satu, Sulthan Malik syah anak sang penakluk dunia Islam Alp arslan. Hal ini membuat goncangan luar biasa didunia Islam, kesatuan dan kewibawaan Islam yang dulunya berhasil dipertahankan orang-orang Turki, kini menjadi hancur berkeping-keping. Para penguasa daerah yang tadinya tunduk kepada satu pemimpin menjadi mulai mengklaim daerahnya masing-masing, perebutan kekuasaan antar saudara. sepupu, paman dan keponakan tak bisa terhindarkan. Sekarang hampir setiap kota jatuh ketangan satu pangeran, yang mana mereka secara de facto mengumumkan kedaulatan mereka sendiri. 
Pada tahun-tahun ini, mimpi masyarakat Islam tentang komunitas universal telah gagal pada tingkat politik. Ulama nyaris tidak bisa berbuat apa-apa.
Saya percaya bahwa Hassasins mempunyai hubungan dengan peristiwa penyerbuan tentara salib kedunia Islam, paling tidak mereka berhasil meredam rentetan kebangkitan muslim dengan cara membunuh para pengkhutbah yang menyerukan jihad melawan tentara salib, bukan hanya para khatib, raja-raja yang bersemangatpun menjadi sasaran kejahatan mereka. 
Pada tahun 1113 M, Gubernur mosul (kota disebalah utara Bagdad) bermaksud mengadakan konfrensi raja-raja muslim guna mengatur serangan bersatu mengusir tentara salib dari Yerusalem dan kota-kota penting kaum muslimin lainnya. Namun tepat sebelum melaksanakan konfrensi besar ini, seorang Hassasins yang menyamar sebagai pengemis menghampirinya ketika ia berjalan menuju mesjid untuk memulai pertemuan, si pengemis gadungan ini mengulurkan tangan kirinya untuk meminta sedekah, namun tangan kanannya menancapkan sebilah pisau tepat dijantung sang gubernur. Batallah serangan bersatu yang sempat didambakan segenap masyarakat muslim didunia tengah.
Hassasins juga berhasil membunuh Al-Boroski, raja tangguh di Alleppo yang berhasil menguasai Mosul dan bermaksud untuk membentuk negara Islam bersatu di Suriah. Al-Boroski sebenarnya sudah mengetahui bahwa Hassasins sedang mengincar nyawanya, dia telah berjaga-jaga dengan selalu memakai baju besi setiap saat. Tetapi saat beberapa sufi gadungan menyerangnya, salah satu dari mereka berteriak "Serang kepalanya!!". Mereka tahu tentang baju besi yang selalu dipakai Baroski. Akhirnya raja malang itu tewas mengenaskan akibat tusukan dilehernya. Putera mahkota Baroski segera mengambil alih komando, berharap negara yang baru lahir itu dapat selamat. Namun sayang ia juga mati mengenaskan ditangan Hassasins. Selanjutnya, seperti apa yang bisa ditebak, para pewaris Baroski masing-masing mengklam tahta, peperangan saudara pun tidak bisa dihindarkan, dan Suriah bersatupun tinggallah mimpi.
Seperti yang saya gambarkan,, kelihatannya semua orang yang ingin mempersatukan kembali Islam dan menghancurkan dominasi salib di tanah suci Yerusalem mengalami nasib tragis ditangan para Hassasins. Tapi keliatannya Allah tidak akan membiarkan kebathilan menyelimuti ummat masa itu, Allah membuat generasi itu melahirkan Saladin, sesosok pemimpin yang berwibawa, kharismatik dan saleh. Hassasins melihat Saladin sebagai ancaman hidup yang begitu berbahaya, mereka menyiapkan taktik agar bisa membunuhnya, namun naas bagi Hassasins, taktik yang mereka rencanakan gagal total, nampaknya Saladin telah mempelajari gaya membunuh Hassasins yang legendaris itu.
Hassasins yang putus asa akhirnya nekat melakukan pembunuhan di Istana Saladin sendiri, mereka berniat melakukan pembunuhan disaat ia sedang terlelap sendirian diruangannya. Kesempatan yang ditunggu agen Hassasins akhirnya tiba, Saladin terlelap sendirian di atas ranjang tanpa ditemani seorang pengawal pun, agen Hassasins itu bersegra  menancapkan mata pisaunya keleher Saladin, tapi sayang dibalik bajunya terdapat baju besi yang kemudian baju kulit yang berlapiskan besi. Baju kulit yang berlapiskan besi  itu membungkus badan, leher sampai kepala saladin. Saladin terbangun, dengan cepat agen Hassasins itu memukul kepala Saladin dengan sekuat tenaga agar Saladin pingsang dan ia dapat membunuhnya dengan lebih leluasa. Agen bodoh ini tidak mengira kalau Saladin juga memakai helm besi dibalik surbannya.Tampaknya Saladin juga belajar dari pendahulunya yang gagal, Al-Baroski. Drama pembunuhan ini pun berhasil diselesaikan dengan lumpuhnya si Hassasins ditangan Saladin seorang diri.
Usaha pembunuhan atas diri Saladin tadi malam berhasil membuatnya geram, petaka bagi Hassasins pun dimulai. Benteng Hassasins di Suriah yang dibangun oleh Hassan Sabbah setelah ia menaklukkan benteng yang ada dialamut dikepung oleh Saladin, pengepungan ini berhasil diselesaikan oleh Saladin dengan baik.
Dampak dari pengepungan ini ternyata sungguh luar biasa, pamor Saladin meningkat drastis, bahkan jauh melebihi Khalifah yang ada di Bagdad. Hassasins pun berhasil dibuatnya diam untuk sementara. Pamornya dihadapan kaum muslimin dimanfaatkannya untuk mempersatukan mereka dan menggalang kekuatan yang lebih besar untuk merebut kembali Yerusalem dan mengusir tentara Salib dari dunia tengah yang beradab.
Mongol menghancurkan Alamut
Sekarang biarkan saya menceritakan kehancuran organisasi pembuat onar ini. Sekitar tahun 1256 M, ketika Hulagu khan sedang menaklukkan wilayah Persia, ia didatangi oleh seorang Qadhi muslim yang tinggal didekat alamut, ia mengeluh kepada Khan Mongol bahwa ia harus mengenakan baju besi dibahwah pakainnya sepanjang waktu karena takut pada Hassasins yang bermarkas didekat situ. Hassasins yang mendengar hal itu langsung mengirimkan dua agen Fadeyyan yang menyamar sebagai biksu untuk mengeksekusi Hulagu Khan, tetapi mereka gagal. Hulagu terlebih dahulu diperingatkan tentang hal ini, diapun menjadi waspada. Hassasins kembali membuat ulah dengan pemimpin cerdik dan pintar setelah sebelumnya mereka dibuat jera oleh Saladin.
Dalam perjalanan penaklukkannya ke barat, Hulagu Khan menyempatkan diri untuk "bertamu" ke Alamut, dia menghancurkan Hassasins dan memperlakukan Alamut seperti apa yang mereka lakukan terhadap bangsa yang telah mereka taklukkan, menghilangkan bekas kebudayaan yang telah dicapai bangsa tersebut. Saya tidak mengerti, bagaimana mungkin Hulagu Khan dapat menghancurkan benteng Alamut. Akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah bahwa hampir semua sumber mengatakan Hulagu dan tentaranya lah yang menghancurkan basis terakhir Hassasins ini, tak mungkin terbantahkan oleh seorang mahasiswa seperti kita.
Dengan hancurnya basis sentral dan kebudayaan Hassasin di Alamut maka kisah tentang Hassasins pun berakhir sampai disini, namun istilah Hassasins ataupun Assasins masih saja populer disebut disekitar kita, ini menunjukkan betapa besarnya kehancuran yang mereka timbulkan pada masa lalu, sehingga nama mereka masih saja terngiang-ngiang ditelinga kita.

No comments: