Tuesday, July 24, 2012

Drama kehancuran Khulafaur Rasyidin 1

Khalifah ketiga (22-36 H/644-656 M). Ustman adalah sepupu kelima Muhammad SAW beda satu generasi, dan ia menjabat sebagai khalifah ketiga Islam menggantikan kawan seperjuangannya Umar. pada usia enam puluh delapan tahun.
Ketika Umar memulai kekhalifahannya. Islam telah menjadi sejenis organisme sosial baru yang masih menumbuhkan identitasnya. Kekhalifahan Umar dipenuhi dengan rasa petualangan, penemuan, dan penciptaan spritual. Dan pada saat Utsman mengambil alih, masyarakat Islam adalah sebuah pemerintahan yang mengendalikan wilayah yang luas. Tidak cukup lagi berkhutbah, mempertahankan, menyerang, dan menyebarkan Islam  untuk mengelola sebuah kerajaan sebesar ini. Ustman dituntut untuk melakukan hal-hal yang berbau administrasi kenegaraan, seperti mengumpulkan pajak, menjalankan pengadilan, mengurus jembatan dan jalan-jalan raya agar selalu dalam keadaan baik, menetapkan gaji, menentukan tugas untuk berbagai posisi, dll.
Salah satu proyek besar yang berhasil dijalankan Utsman pada paruh pertama kekhalifahannya adalah persiapan edisi definitif Al-Qur'an. Dia membentuk tim yang terdiri dari para ulama-ulama terkemuka dan meminta mereka untuk menyisir redundansi didalam salinan yang ada, menuntaskan perbedaan-perbedaan, dan mengevaluasi bagian-bagian yang keasliannya masih diragukan. Akhirnya proyek ini menghasilkan Al-Qur'an yang sering kita baca sekarang yang biasa disebut dengan Mushaf Utsmani.

Berikutnya adalah tugas pengaturan keuangan masyarakat. Pada zaman Nabi tidak ada yang namanya pengeluaran negara, uang yang masuk kemadinah didistribusikan dengan segera. Abu Bakar dan Umar telah beroprasi dalam cara yang kurang lebih sama, walaupun Abu Bakar tidak mengatur pembendaharaan, dan Umar berhasil mengembangkan surplus untuk membayar tunjangan bagi para prajuritnya. Akan tetapi dibawah Utsman, pembendaharaan membengkak menjadi organ rutin pemerintah, yang membiayai pengeluaran negara yang terus berkembang biak. Dan hal ini lah yang mendasari Ustman melakukan optimalisasi pendapatan negara dengan cara meningkatkan pendapatan pajak dari provinsi-provinsi yang jauh. Terlihat ketika Amr ibn Al-Ash, gebernur Mesir, gagal untuk mengirimkan cukup uang, Utsman memecatnya dan mengankat saudara angkatnya sendiri Abdullah untuk menempati pos tersebut. Abdullah berhasil mendapatkan lebih banyak uang dari provinsi itu, bahkan dia juga berhasil menggandakan jumlahnya. Hal ini membuktikan bahwa Ustman telah berhasil membuat keputusan bisnis yang bijak, tetapi Amr ibn al-Ash mengkritik bahwa penggantinya mendapatkan lebih banyak susu dari induk unta dan membiarkan anak-anaknya kelaparan. Pemerintah Islam mulai menunjukkan tanda-tanda kemungkinan adanya penindasan dan korupsi.
Utsman meneruskan larangan Umar untuk menyita tanah diwilayah yang ditaklukkan, tapi ia menghapuskan pembatasan Umar bagi kaum muslimin untuk membeli tanah disana, karena Ustman percaya akan kebebasan ekonomi. Dia juga memperbolehkan kaum muslimin berhutang kepada negara untuk modal usaha mereka, tak ayal hal ini pun dimanfaatkan oleh elit muslim untuk berhutang kepada negara dan membeli tanah-tanah didaerah taklukkan yang sebelumnya sempat dilarang oleh Umar. Reformasi ekonomi yang dijalankan oleh Utsman akhirnya berimbas pada semakin kayanya klannnya sendiri, Bani Umayyah (mungkin karena kedudukan mereka yang dekat dengan Khalifah, memudahkan mereka untuk memperoleh pinjaman yang besar dari kas negara), yang akhirnya hal ini menodai citra nya sendiri sebagai Amiul Mukminin.
Khalifah ini terus mempertahankan gaya hidup sederhana, dia tek pernah mengambil gaji, bertahan dengan kekayaan yang pernah ia peroleh sebelum menjadi khalifah,  akan tetapi dia tidak menuntut kesederhanaan semacam itu dari para pejabatnya. Dia mengeluarkan banyak uang untuk kepentingan publik, membangun fasilitasnya, melebarkan jalan-jalan, membangun mesjid-mesjid, dll. Dia menunjukkan kejeniusannya dalam hal berbisnis dengan memerintahkan pembangunan dan perbaikan yang bermanfaat bagi perdagangan. Kanal-kanal digali, jalan raya dibangun, sistem irigasi diperbaiki. Pelabuhan-pelabuhan mendapatkan fasilitas yang baru. Kota-kota yang baru tumbuh mendapatkan sumur-sumur dan sistem pengairan yang baru, dan pasar-pasar diawasi dan dijaga oleh petugas yang ditunjuk langsung oleh Khalifah. Pada masanya kaum muslimin mencapai sesuatu yang belum pernah mereka rasakan pada masa Umar, suatu kecermelangan ekonomi namun juga merupakan kemunduran moral. Karena pada masanya kaum muslimin mulai meninggalkan cara hidup sederhana yang pernah mereka lihat pada masa-masa sebelumnya.
Menjelang Akhir dua belas tahun masa pemerintahan Utsman, mulai terdengar suara ketidak puasan diseluruh wilayah kekaisaran. Di Mesir, saudara angkatnya memeras uang rakyatdengan begitu keras sehingga pecah lah kerusuhan. Kaum terkemuka Mesir menulis surat kepada khalifah, memintanya untuk mengganti gubernur. Tidak mendapat tanggapan apa-apa mereka mengirim delegasi untuk memohonkannya secara peribadi. Kebetulan , persis pada saat yang sama, kelompok-kelompok warga dari utara yang tidak puas juga sedang berkumpul di kota. Rupanya lewat kebijakan pajak dan kebebasan ekonominya Utsman telah banyak mengecewakan rakyat jelata.
Semua pemohon itu membuat Utsman gugup, dia memohon kepada Ali untuk keluar dan berbicara kepada orang-orang tidak puas itu atas namanya, menenangkan mereka dan membujuk mereka untuk pulang, tapi Ali menolak, mungkin karena ia sendiri tidak setuju dengan kebijakan Utsman. Dia menyarankan Utsman untuk menyiapkan dirinya sendiri menghadi keluh kesah masyarakat. Akhirnya Utsman pun menyerah dan bertmu dengan delegasi Mesir. Dia berjanji untuk mengganti saudara angkatnya dan menyuruh orang Mesir untuk pulang dan memberitahu gebernur mereka bahwa seseorang yang baru akan segera datang untuk menggantikannya.
Orang Mesir mulai bergerak pulang, merasa cukup puas, tetapi dalam perjalanan mereka bertemu dalah seorang budak Utsman. Sesuatu tentang pria itu menimbulkan kecurigaan mereka. Mereka mengeledahnya dan menemukan secarik surat dengan tanda tangan khalifah, surat itu ditunjukkan kepada gebernur Mesir. Surat itu mengatakan kepada gebernur Abdullah untuk menangkap delegasi itu segera setelah mereka muncul diistana dan mengeksekusi mereka begitu ketidakpuasan itu berbau politis !
Delegasi kembali ke Madinah dengan wajah berang, Ustman menemui mereka dengan gentar, Kembali begitu cepat?Apa yang salah?Mereka memperlihatkan surat bertanda tangan khalifah itu kepadanya, Utsman berang dan menyatakan keterkejutannya, dia bersumpah tidak pernah menulis hal itu. Dia menyuruh orang kepercayaannya menyelidiki hal ini, ternyata sepupunya Marwanlah yang menulis surat itu dan memalsukan tanda tangan khalifah, tidak jelas apa motifnya, namun tampaknya orang ini sengaja ingin menghancurkan reputasi khalifah dihadapan rakyatnya.
Singkatnya demo damai berubah menjadi massa yang murka. Pertama mereka menuntut agar khalifah menyerahkan marwan kepada mereka. Khalifah menolak, dengan alasan marwan akan diadili di Madinah secara hukum. Lalu mereka menuntut agar Utsman mundur dan menggantikan orang yang lebih baik untuk menggantikannya. Utsman dengan marah juga menolak ini. Kewajibannya adalah kepada Allah, katanya, dan berhenti dari jabatan atas perintah dari suatu masa akan merupakan penghinaan kepada Allah. Dia kemudian menarik diri kekamar pribadinya, menyalakan sebuah lampu kecil dan mulai melakukan aktifitas yang biasa ia lakukan tatkala dalam masa kebingungan dan kenbimbangan, ia membaca Al-Qur'an dengan suara yang indah.
 Diluar Istana, masa sudah berubah menjadi singa kelaparan, mereka merusak Istana khalifah, membanjiri istani kecil itu dengan amarah yang meledak-ledak. Mereka menemukan sang khalifah sedang duduk diruang kerjanya, diterangi lampu kecilnya untuk melantunkan ayat-ayat Allah yang suci. Pada hari itu lembaran-lembaran suci itu sudah dinodai oleh kaum muslimin dengan darah pemimpin mereka, mereka memukulnya sampai mati, hari itu kaum muslimin membunuh pemimpin mereka sendiri.
Selama empat hari amuk masa membanjari kota, warga madinah meringkuk didalam rumah-rumah mereka, menunggu kekerasan mereda. Bahkan ketika keributan menyurut, para pemimpin massa mengatakan mereka tidak akan keluar dari Madinah sampai khalifah baru diangkat, seseorang yang bisa mereka percaya. Sekarng pada akhirnya, semua pikiran berpaling pada satu kandidat yang telah dilewatkan selama tiga generasi, orang yang oleh Syi'ah dikatakan sebagai satu-satunya penerus Nabi yang sah, ya, dia adalah Ali menantu seorang yang paling mulia.

Drama Kehancuran Khulafaur Rasyidin 1 dan Drama Kehancuran Khulafaur Rasyidin 2 bersumber dari buku Dari Puncak Bagdad karangan Tamim Ansari, silakan baca dan beli bukunya, dijamin bagus..hehe

Silakan baca kelanjutannya, disini..!!

No comments: